Mengunjungi Keraton Yogyakarta mungkin
sudah biasa bagi wisatawan Nusantara. Namun, tahukah Anda makna beberapa sudut
di dalamnya.
Bangunan Keraton
Yogyakarta seluruhnya seluas 14.000 meter persegi. Di dalamnya terdapat dari
beberapa bangunan dan bangsal. Jika bangsal adalah bangunan terbuka tanpa pintu
dan jendela, lain lagi dengan gedung yang lebih tertutup.
Keraton juga
dikelilingi pohon beringin yang berjumlah 64 buah. Jumlahnya menyiratkan usia
Nabi Muhammad saat wafat jika dihitung berdasarkan penanggalan Jawa. Dua buah
pohon beringin yang ada di bagian depan Keraton Yogyakarta merupakan hadiah
dari Kerajaan Pajajaran dan Kerajaan Majapahit. Di antara kedua beringin
itulah, pemerintahan raja pertama hingga ke delapan memberlakukan hukuman
kepada para penjahat.
Ketika memasuki
Keraton Yogyakarta, Anda akan disambut bangsal pagelaran yang digunakan untuk
menggelar upacara adat keraton. Bangsal ini pernah dipugar 1934 oleh Sultan
Hamengkubuwono VIII.
Motif lantainya
berbentuk bintang delapan. Bangsal pagelaran ini juga memiliki tiang penyangga
sebanyak 63 buah yang bertujuan mengingat usia wafat Nabi Muhammad jika
dihitung berdasarkan kalender Masehi.
Tiang-tiang bangsal
juga mengandung simbol agama. Misalnya, yang paling atas adalah bunga lotus
yang merupakan lambang agama Hindu, bunga teratai yang merupakan lambang Budha,
dan alat baca Quran yang melambangkan agama Islam.
Peletakan simbol
tersebut diurut berdasarkan urutan masuknya agama ke Indonesia. Sayangnya,
lambang Kristen dan Katolik tidak disertakan karena baru masuk ke Indonesia
setelah tiang tersebut dipancangkan. Ini artinya, agama itu seperti tiang
kerajaan, jadi apapun agamanya yang penting tetap damai dan bersatu.
Berjalan ke bagian
belakang, Anda akan disambut dua buah bangsal kecil di bagian kiri dan kanan.
Ini adalah bangsal Pacikeran yang digunakan sebagai tempat berdiam diri para
abdi dalem yang bertugas sebagai algojo.
Tugas mereka memang
menunggu perintah untuk membunuh penjahat. Bangsal Pacikeran ini memang sengaja
dibuat pendek agar semua algojo hanya dapat duduk di dalam bangsal dan
menghormati para tamu yang datang sehingga mereka tidak akan semena-mena.
0 komentar:
Posting Komentar